• 
• 
• 

Latar Belakang

Menurut Pusat data dan Informasi Kemenkes RI (2019) kehamilan risiko tinggi di Indonesia diantaranya 4 T yaitu terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun) mencapai 5,2%, terlalu sering melahirkan mencapai 10,3%, terlalu dekat jarak melahirkan mencpaai 6.1%, dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun) mencapai 4,9%. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blora penemuan ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan mencapai 89,1% dan oleh masyarakat sebesar 93,7%. Puskesmas Todanan deteksi dini resiko tinggi tahun 2022 sebesar 52 %

Dengan adanya inovasi ini Puskesmas dapat melakukan pemantauan pada 19 desa secara bersamaan melibatkan 19 bidan desa dan 3 dokter

1. Memantau pasien PTM antar profesi

2. Memantau ibu hamil oleh kader

Penjaringan Ide 

Akhirnya dipilih Puskesmas dapat melakukan pemantauan pada 19 desa secara bersamaan melibatkan 19 bidan desa , 3 dokter dan masyarakat

Tujuan Inovasi

1. Pemerataan cakupan dokter di setiap desa

2. Memudahkan fokus dan kolaborasi antara dokter dan tim di desa dalam tatalaksana kasus yang ada, misal : pendambingan bumil risti, pengawasan pasien PTM.

3. Meningkatkan peran serta masyarakat (kader) dalam pemantauan kesehatan masyarakat .

Ide Terpilih

Kegiatan pemantauan dalam inovasi ini dilakukan secara terus – menerus selama 24 jam melalui Whatsapp ( WA) melibatkan 19 bidan desa dengan  3 dokter

DAMPAK

1. Ibu hamil resiko tinggi dapat tetap terpantau dan terprogram dalam hal rencana rujukan walaupun tidak dimungkinkan untuk kontak secara langsung dengan petugas kesehatan.

2. Pasien PTM dapat terpantau sehingga bila ada gejala perburukan dapat segera ditindak lanjuti.